Jumat, 17 Juli 2015

MENGENAL KORVET PARCHIM KEBANGGAN TNI-AL

KORVET PARCHIM TNI-AL


Korvet merupakan jenis kapal perang yang lebih kecil dari fregat dan lebih besar dari kapal patroli pantai, walaupun banyak desain terbaru yang menyamai fregat dalam ukuran dan tugas. Biasanya dimasukan kategori sebagai kapal patroli yang mampu melakukan operasi sergap dan serbu secara mandiri.

Kapal ini merupakan jawaban akan kapal perusak/destroyer atau kapal penghancur kapal torpedo (torpedo boat destroyer) yang berukuran lebih besar. Dimana Angkatan Laut Inggris memerlukan kapal kecil dan gesit dengan tugas melindungi kapal-kapal dagangnya. Kapal Korvet sendiri memiliki fungsi yang serupa dengan kapal perusak atau destroyer namun berukuran lebih kecil


Kapal Korvet, selain kapal fregat adalah kapal yang menjadi primadona bagi Angkatan Laut di berbagai negara, mengingat kemampuannya yang cukup tinggi. Kapal Korvet selain menyandang persenjataan yang cukup modern dan dilengkapi dengan rudal sehingga cukup mematikan bila berhadapan dengan kapal-kapal perang yang lainnya. Kapal ini juga mampu mengangkut helikopter. Begitupun harganya cukup terjangkau oleh banyak negara

Korvet kelas Parchim dibuat untuk Volksmarine (Angkatan Laut Jerman Timur) pada akhir dasawarsa 1970-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Di kemudian hari kapal ini disebut Project 133.1 untuk membedakannya dengan Project 133.2 Parchim II (pengembangan dari kelas Parchim). Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam di perairan dangkal/pantai. Enam belas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal yang dimodifikasi dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast. Setelah Penyatuan kembali Jerman, mantan Jerman Timur menjual kapal-kapal ini ke TNI-AL Indonesia pada 1993.

Oleh TNI-AL kapal ini dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM dan melakukan penambahan tenaga pada mesinnya dengan mengganti mesin-mesin lama untuk patroli lebih lama di laut.

16 Korvet kelas Parchim yang aktif di TNI AL,yaitu :

KRI Kapitan Patimura
KRI Untung Suropati (872)
KRI Nuku
KRI Lambung Mangkurat (874)
KRI Cut Nyak Dien (375)
KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376)
KRI Sutanto
KRI Sutedi Senoputra
KRI Wiratno
KRI Memet Sastrawiria
KRI Tjiptadi
KRI Hasan Basri
KRI Imam Bonjol (383)
KRI Pati Unus (384)
KRI Teuku Umar (385)
KRI Silas Papare (386)

1. KRI Untung Suropati 872: Korvet Class Parchim.



KRI Untung Suropati merupakan salah satu kapal perang Republik Indonesia dari jenis Korvet Class Parchim, Kapal ini merupakan salah satu dari 39 unit kapal bekas pakai Angkatan Laut Jerman yang dibeli pada saat pemerintahan Orde baru tahun 1993. 
Sebelum bergabung dengan Armada Laut TNI AL, kapal ini telah mendapatkan modifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM supaya bisa melaksanakan tugas patroli yang lebih lama. KRI Untung Suropati merupakan salah satu unsur armada yang berada di jajaran Armada Kawasan Timur TNI AL, Kapal ini menggunakan nomer lambung 872. 
KRI Untung Suropati 872 adalah kapal yang didesain sebagai kapal pemburu kapal selam di perairan dangkal. Untuk peralatan tempur, kapal ini dipersenjatai dengan rudal SA-N-5 SAM/Strela sebagai senjata pertahanan udara, dan untuk persenjataan anti kapal permukaan dan bawah air,
KRI Untung Suropati dilengkapi 2 set Roket RBU-6000 dan juga 4 x Torpedo. 

Spesifikasi KRI Untung Suropati 872
 Berat benaman : 793 ton (standar), 854 ton (beban penuh)
 Panjang : 75,2 meter Lebar : 9,78 m Draft : 2,65 m
Tenaga penggerak : 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp
 Kecepatan : 24,7 knot Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot
 Awak kapal : 62 orang
 Sonar dan Radar Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob Persenjataan dan Elektronik
   2 x SA-N-5 SAM/Strela
   2 x 57 mm gun ( 1x2 )
   2x30mm gun ( 1x2 ) atau 1 x AK-630
   2 x RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam
   4 x 400 mm tabung torpedo
   60 x ranjau Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL.

2. KRI Silas Papare 386:  Korvet Class Parchim.

                                           


Korvet Class Parchim.KRI Silas Papare 386 merupakan salah satu kapal perang Republhk Indonesia dari jenis Korvet Class Parchim, Kapal merupakan kapal bekas pakai Angkatan Laut Jerman Timur pada akhir tahun 70-an.
Kapal ini dibeli oleh pemerintah indonesia pada tahun 1993 yang sebelumnya telah mendapatkan modifikasi oleh TNI AL dengan menambahkan kapasitas BBM untuk patroli lebih lama dilaut. 
KRI Silas Papare memperkuat jajaran Armada TNI AL dengan nomer lambung 385. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal khususnya di perairan barat indonesia.
KRI Silas Papare 386 tergabung dalam jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat ( Koarmabar ). Untuk alat tempur KRI Silas Papare 386 mengusung persenjataan sama dengan Kapal - Kapal jenis Korvet Parchim  lainya

KRI Silas pare  dilengkapi 2 set Roket RBU-6000 dan juga 4 x Torpedo.
 Berat benaman : 793 ton (standar), 854 ton (beban penuh)
 Panjang : 75,2 meter Lebar : 9,78 m Draft : 2,65 m
Tenaga penggerak : 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp
 Kecepatan : 24,7 knot Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot
 Awak kapal : 62 orang
 Sonar dan Radar Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob Persenjataan dan Elektronik
   2 x SA-N-5 SAM/Strela
   2 x 57 mm gun ( 1x2 )
   2x30mm gun ( 1x2 ) atau 1 x AK-630
   2 x RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam
   4 x 400 mm tabung torpedo
   60 x ranjau Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL. . 

3. KRI Teuku Umar 385: Korvet Class Parchim. 




KRI Teuku Umar 385 adalah kapal perang Indonesia dari jenis Korvet Class Parchim yang merupakan kapal bekas Angkatan Laut Jerman Timur pada akhir tahun 70-an. Kapal ini dibeli oleh pemerintah indonesia pada tahun 1993, dan memperkuat jajaran Armada TNI AL dengan menyandang nama KRI Teuku Umar nomer lambung 385, nama kapal ini diambil dari seorang Pahlawan Kemerdekaan yang berasal dari Kesultanan Aceh yaitu Teuku Umar. 
Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal sehingga cocok untuk beroperasi di perairan indonesia yang banyak memiliki garis pantai panjang. KRI Teuku Umar 385 tergabung dalam jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat ( Koarmabar ).

KRI Teuku umar  dilengkapi 2 set Roket RBU-6000 dan juga 4 x Torpedo. 
 Berat benaman : 793 ton (standar), 854 ton (beban penuh)
 Panjang : 75,2 meter Lebar : 9,78 m Draft : 2,65 m
Tenaga penggerak : 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp
 Kecepatan : 24,7 knot Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot
 Awak kapal : 62 orang
 Sonar dan Radar Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob Persenjataan dan Elektronik
   2 x SA-N-5 SAM/Strela
   2 x 57 mm gun ( 1x2 )
   2x30mm gun ( 1x2 ) atau 1 x AK-630
   2 x RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam
   4 x 400 mm tabung torpedo
   60 x ranjau Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL. . 

4. KRI Hasan Basri 382: Korvet Class Parchim.



KRI Hasan Basri 382 merupakan kapal perang Indonesia dari jenis Korvet Class Parchim yang pada awalnya dibuat untuk Angkatan Laut Jerman Timur pada akhir tahun 70-an.
Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal sehingga cocok untuk beroperasi di perairan indonesia yang banyak memiliki garis pantai panjang. KRI Hasan Basri 382 tergabung dalam Komando Armada RI Kawasan Timur ( Koarmatim ). 

KRI Hasan Basri  dilengkapi 2 set Roket RBU-6000 dan juga 4 x Torpedo.
 Berat benaman : 793 ton (standar), 854 ton (beban penuh)
 Panjang : 75,2 meter Lebar : 9,78 m Draft : 2,65 m
Tenaga penggerak : 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp
 Kecepatan : 24,7 knot Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot
 Awak kapal : 62 orang
 Sonar dan Radar Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob Persenjataan dan Elektronik
   2 x SA-N-5 SAM/Strela
   2 x 57 mm gun ( 1x2 )
   2x30mm gun ( 1x2 ) atau 1 x AK-630
   2 x RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam
   4 x 400 mm tabung torpedo
   60 x ranjau Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL. . 

5.KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376.



KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 merupakan kapal perang Indonesia dari jenis Korvet Class Parchim yang pada awalnya dibuat untuk Angkatan Laut Jerman Timur pada akhir tahun 70-an, penamaan kapal ini oleh TNI AL diambil dari nama seorang sultan terakhir dari Kesultanan Jambi yaitu Sultan Thaha Syaifuddin yang juga merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. 
Sama dengan kapal Korvet Class Parchim lainya, Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal sehingga cocok untuk beroperasi di perairan indonesia yang banyak memiliki garis pantai panjang. KRI Sultan Thaha Syaifuddin (376) merupakan salah satu kapal perang yang tergabung dalam Komando Armada RI Kawasan Barat atau disingkat Koarmabar.

KRI Thaha Syaifuddin  dilengkapi 2 set Roket RBU-6000 dan juga 4 x Torpedo. 
 Berat benaman : 793 ton (standar), 854 ton (beban penuh)
 Panjang : 75,2 meter Lebar : 9,78 m Draft : 2,65 m
Tenaga penggerak : 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp
 Kecepatan : 24,7 knot Jarak tempuh : 2.100 nm pada 14 knot
 Awak kapal : 62 orang
 Sonar dan Radar Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob Persenjataan dan Elektronik
   2 x SA-N-5 SAM/Strela
   2 x 57 mm gun ( 1x2 )
   2x30mm gun ( 1x2 ) atau 1 x AK-630
   2 x RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam
   4 x 400 mm tabung torpedo
   60 x ranjau Sonar MG-322T Decoy PK-16 decol RL. .

FORMASI TEMPUR KORVET PARCHIM